Azolla Sebagai Pupuk dan Pakan
Azolla Sebagai Pupuk dan Pakan Unggul
Perkembangan teknologi pupuk organik semakin pesat.
Karena dampak dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan sehingga
menimbulkan permasalahan dari rusaknya ekosistem, kesuburan tanah rendah,
kesehatan masyarakat terganggu sampai petani yang tergantung terhadap pupuk
anorganik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diinstruksikan kembali
pemakaian pupuk organik sebagai salah satu upaya dalam mengembangkan pertanian.
Pupuk organik dapat dibedakan menjadi pupuk cair
berdasarkan bentuknya, sedangkan bahan penyusunnya dapat berupa pupuk kompos,
pupuk hijau dan pupuk kandang. Azolla merupakan salah satu sumber dari bahan
organik yaitu sumber Nitrogen (N) dan juga bisa dijadikan sebagai sumber pupuk
hijau (Setiawati et al., 2019). Azolla sangat cocok dikembangkan oleh petani
karena mudah untuk diaplikasikan dan memerlukan biaya yang murah.
Azolla dipilih karena memiliki kandungan nitrogen yang
tinggi dan proses terurai dalam tanah yang cepat. Aplikasi azolla yang
dijadikan pupuk hijau yaitu dengan dibenamkan langsung ke dalam tanah atau
dapat juga melalui proses pengomposan. Penggunaan dan pemanfaatan azolla
sebagai sumber bahan organik tanah, pada saat ini belum optimal dan belum
banyak diketahui oleh masyarakat terutama para petani. Menurut (Syamsiyah et
al., 2018), disamping dapat menambat nitrogen di udara, azolla memiliki
kelebihan yaitu memiliki sifat yang cepat dalam proses berkembang biak. Azolla
biasanya ditemukan di sawah, sungai, danau atau kolam. Azolla bagian dari
tumbuhan paku air yang bersimbiosis dengan bakteri Anabaena Anabaena azollae
termasuk jenis blue-green algae yang hidup menumpang tinggal dalam rongga
diantara klorofil daun. Bakteri ini memiliki peran dalam menambat nitrogen
bebas dari udara dengan menggunakan energi matahari sehingga dapat tersedia
bagi tanaman padi (Pereira et al., 2015). Selain itu, azolla juga mampu
meningkatkan penyerapan beberapa unsur nutrisi seperti Ca, Mg, dan K
(Bhuvaneshwari & Kumar, 2013). Aplikasi Azolla 2,2 ton/ha dan penambahan
pupuk organik pada budidaya padi sawah mampu menghasilkan pertumbuhan padi yang
lebih tinggi (Soedharmo et al., 2016). Azolla memiliki beberapa potensi yaitu
memiliki pertumbuhan yang cepat selama 3-6 hari dan produksi biomassa pada Azolla
microphylla mencapai 1-2 kg per m2 bobotnya, hal ini tergantung tingkat
kesuburan kolam (Supartoto et al., 2012). Beberapa hasil penelitian membuktikan
keberadaan Azolla yang adan di atas permukaan lahan sawah mampu menghemat
penggunaan urea sebesar 50 kg/ha sampai 100 kg/ha (Jeanne, 2010). Penelitian
lain juga menyatakan kombinasi perlakuan dengan melibatkan azolla dan takaran
pupuk urea 60 kg N/ha merupakan kombinasi perlakuan terbaik (Hendrarti et al.,
1998). Azolla yang dimanfaatkan selama masa tanam padi dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan pupuk urea dibandingkan dengan dibenamkan sebelum tanam
padi (Rasjid et al., 2000). Menurut Haryanto (2010) dalam (Gunawan, 2014)
pemupukan dengan pupuk urea dapat dihemat 50% dengan cara budidaya padi dan azolla.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan azolla ke kelompok tani, melatih
budidaya azolla dan mengevaluasi penerimaan petani terhadap pengembangan
pertanian organik yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan
penggunaan pupuk anorganik atau sintetis dengan memanfaatkan azolla sebagai
sumber daya alam lokal. Harapan dari kegiatan ini adalah petani mau
menindaklanjuti pemanfaatan azolla sebagai sumber daya alam lokal secara
maksimal untuk meningkatkan pendapatan petani dan produktivitas tanaman.
Azolla Sebagai Pakan Unggul.
Azolla pinnata adalah nama tumbuhan paku-pakuan
akuatik yang mengapung di permukaan air yang dapat digunakan sebagai pakan
unggas. Jenis Azolla yang terbesar secara alami di Indonesia adalah jenis
Azolla pinnata R. Brown (Sutanto, 2002). Azolla pinnata merupakan tumbuhan paku
yang mengambang di air. Tumbuhan ini tersusun dari daun ganda yang tumbuh
tumpang tindih satu sama lainnya dengan akar kecil – kecil dan berkembang biak
dengan spora. Azolla pinnata sangat kaya akan protein, asam amino esensial, vitamin
(vitamin A, vitamin B12 dan Beta- Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor,
kalium, zat besi, dan magnesium. Berdasarkan berat keringnya, mengandung 25
-35% protein, 10 – 15% mineral dan 7 – 10% asam amino, senyawa bioaktif dan
biopolymer (Widodo, 2010). Dengan kandungan gizi yang terdapat pada Azolla
pinnata, dapat diatasi masalah mahalnya harga ransum dengan menggunakannya pada
ransum broiler. Azolla pinnata sangat mudah untuk ditemukan dan
dikembangbiakkan. Hal tersebut menjadi salah satu pendukung untuk membuat
sebagian Azolla pinnata dicampurkan dalam bentuk segar. Salele dkk (2014)
menyatakan bahwa jenis dan komposisi bahan ransum yang disusun dan diberikan
kepada unggas mempengaruhi tingkat keuntungan maksimum per periode produksi.
Comments
Post a Comment